Selamat siang sob, kayu gadang di tangah padang bisa di artikan pohon besar di tengah dataran tandus. Pohon yang berbuah lebat berdaun rimbun, pucuk menjulang tinggi ke langit, dan akarnya menghujam ke dasar bumi.
Kekuatannya tak di ragukan lagi, siraman hujan sengatan matahari bahkan hempasan badai tak mampu menggoyahkan kekokohan batangnya. Tempat berlindung di hari panas, tempat berteduh ketika hujan, buahnyapun mampu mengganjal perut yang lapar.
Jujur saja, aku sebagai anak rantau yang jauh dari dekapan orang tua, dan jauh dari kampung halaman, merindukan sosok Kayu Gadang di Tangah Padang.
Sosok tempat aku bertanya, tempat aku meminta nasehat, tempat aku meluahkan segala kepenatan di jiwa, tentu saja tempat aku meminta tambahan materi juga. 😀
Seringkali hati ini bertanya, masih adakah orang tua cerdik pandai, arif bijaksana, menjadi tauladan baik bagi keluarganya ataupun bagi masyarakat luas. Yang mampu membedakan baik dan buruk, yang mampu memutuskan perkara secara adil tanpa memandang harta, kasta ataupun jabatan. Serta mampu memberi perlindungan bagi yang lemah.
Masihkah ada seorang Paman, yang mampu memangku anak membimbing keponakan dan mempertimbangkan orang banyak. Seperti adatku di daerah Minang Kabau, seorang paman bukan hanya milik anak dan istrinya saja, tapi dia juga bertanggung jawab terhadap keponakannya. Tanggung jawab dari kecil hingga besar sampai si ponakan di carikan jodoh untuk menjalani hidupnya.
Susah sekali kalau bicara adat, bahkan aku orang minang asli tetap saja tidak mengerti.
Adat itu kalau di gali akan ketemu dengan ajaran Agama, dan semuanya menjadi pedoman hidup dalam berkeluarga dan bermasyarakat. Namun zaman sekarang, seringkali terjadi penyimpangan, hingga adat yang seharusnya mampu melindungi dan meringankan, justru menjadi sebaliknya adat mengikat dan membebani.
Hingga Kayu Gadang di Tangah Padang, hanya tinggal kenangan dan impian belaka.
Tulisan kali ini hanya pandangan pribadi seorang Fitr4y yang masih mentah dan masih harus banyak belajar, jika ada kata yang tidak semestinya mohon di maafkan, karena kita manusia masih jauh dari kesempurnaan.
Salam, Fitr4y.