Maafkan Aku Ibu …
Malam yang semakin larut, membuat hati semakin sunyi, walaupun di kota ini tak pernah ada perbedaan antara malam dan siang. Tapi saat ini, hati ku teramat getir.
Selembar kertas surat yang bertanda tangan seorang wanita yang selama ini, selalu ingin ku lupakan. Surat dari wanita yang ku panggil Ibu, datang siang tadi, emang aneh di zaman yang sudah canggih ini masih juga ada yang menggunakan jasa surat. Tidak aneh bagi ku, karena selama ini memang aku tak pernah mau berbicara dengan wanita ini, sekalipun melalui Hp.
Lamunan ku kembali melayang ke beberapa tahun silam, aku hanya seorang gadis ingusan, yang tidak mengerti apa-apa. Hidup miskin di desa bersama ibu dan adik-adik, ibu sangat keras pada ku, setiap hari ibu tak henti memarahi aku, bahkan apapun yang ada di genggaman ibu akan melayang ketubuh kurus ku. Ibu selalu melampiaskan kemarahannya pada ku, hanya tangisan yang bisa mengobati luka di sekujur tubuh dan luka di hatiku saat itu.
Setelah menamatkan pendidikan SMP, aku nekat kabur dari rumah dan tujuanku adalah Jakarta. Enam bulan di Jakarta, aku memberanikan diri menjadi TKI ke Luar Negeri. Aku melanglang buana dari satu Negara ke Negara lain, hingga sekarang setelah 12 tahun , aku sudah menginjakkan kakiku di 8 Negara. Bukan suatu perjalanan yang mulus, bahkan aku pernah mendekam di penjara, tapi karena aku berada di posisi yang benar, hingga aku bisa kembali bebas.
Usia belasan bisa keluar negeri, bagaimana dengan surat-surat izin ???. Semua sudah di atur, bahkan usiapun bisa di manipulasi. Sekarang aku sudah bukan gadis ingusan yang bodoh lagi, sudah tidak kurus lagi, aku tumbuh menjadi gadis cantik dan berani. Semua kemarahan di masa lalu, menjadikan aku seorang pekerja keras walau hanya sebagai pembantu. Sekarang aku berada di Korea, aku berbaur dengan masyarakat sana, semua keindahan dunia muda sudah aku dapatkan, apapun itu sudah aku nikmati. Enaknya hidup di Negara lain, adalah bebas mau ngapain aja, gak ada larangan.
Ibu dan keluarga di kampung, tidak pernah aku pikirkan. Aku hanya ingat satu saja, ibu sangat membenciku, jadi kehilangan satu anak yang sangat di benci tidak akan berpengaruh apapun bagi ibu… Itulah yang selalu bergayut dalam pikiran ku.
Sepuluh tahun lamanya aku hidup dalam kenikmatan sendiri , hingga suatu hari dalam petualanganku melalui internet, aku menemukan rekaman seorang ibu yang tengah melahirkan . Aku memperhatikan betapa si ibu begitu kesakitan, merintih berkeringat dingin, menangis dan menjerit, darah mulai mengalir ,,, Aku tegang menyaksikan proses persalinan ini. Hingga akhirnya si bayi lahir ke dunia, darah si ibu berserakan memenuhi ruangan, si ibu terkulai lemas, aku tak mampu membendung air mataku.
Sejak saat itu, aku mencari berita lain yang menyangkut kehamilan, dan aku kembali menemukan, betapa si ibu menderita selama sembilan bulan mengandung bayi dalam rahimnya. Menderita ketika pagi-pagi sekali rasa mual mendera, apapun makanan yang masuk akan kembali di muntahkan karena merasa mual, bahkan ketika ada bau masakan di dapurpun si ibu akan merasakan mual. Tidur juga sudah tidak nyaman, dan bulan-bulan berikutnya si ibu akan berjalan dengan beban berat di perutnya.
Tiba-tiba saja aku ingat ibu, dan ku yakin sekali kalau ibuku pun merasakan sakit yang sama ketika melahirkan aku, ibuku juga menderita selama sembilan bulan mengandung aku. Sedangkan aku sebagai anak, apa yang sudah aku lakukan untuk membalas rasa sakit dan penderitaan ibuku itu ???
Itulah titik balik dari perjalanan ku , hingga dua tahun yang lalu aku kembali mencoba mencari berita tentang ibu dan adik-adikku. Berita yang aku dapat benar-benar membuat sakit di hati, ibu dan adik-adik masih bergelut dengan kemiskinan, bapak pamit kerja tapi tidak pulang-pulang.
Aku bertekat untuk membantu keluargaku, setiap bulan aku mengirimkan sebagian gajiku, keluarga ku sangat senang, dan mereka mulai menggeliat dari kemiskinan menjadi keluarga yang cukup, hingga akhirnya menjadi keluarga yang kaya di kampung.
Tapi masih ada satu ganjalan di hati ku, aku masih belum mampu untuk berbicara langsung dengan ibu. Setiap kali adik-adik menelphon, aku hanya menanyakan kabar ibu, tapi menolak untuk bicara. Bukan karena masih membenci ibu, tapi aku belum mampu melupakan bayangan wajah ibu yang bengis memarahiku, belum mampu melupakan rasa sakit akibat pukulan ibu dengan tangkai sapu di tubuhku.
Setiap kali aku merasakan kesedihan ketika adik berkata,
“Kak, ibu kangen … pengen denger suara kakak … “
Dan aku kekeh tidak mau bicara pada ibu, hingga dua tahun berlalu, akhirnya sekarang ibu mengirimi aku surat, ibu meminta maaf atas perlakuannya dulu, dan ibu mengatakan kalau ia melakukan itu bukan karena benci, tapi karena aku anak tertua dan harus ikut memikul tanggung jawab untuk membantu mengurus rumah, mengurus adik-adik yang berjumlah 6 orang, cuma cara ibu terlalu keras, ibu banyak sekali mengucapkan kata maaf untuk ku.
Aku menangis membaca tulisan ibu, aku sudah maaf kan ibu jauh sebelum ini, justru aku berterima kasih sekali, karena ibu sudah melahirkan aku, ibu sudah membesarkan aku, dan semua perlakuan ibu padaku membuat aku menjadi wanita yang tangguh, berjuang sendiri di negeri yang tak ada sanak saudara ini. Aku bangga pada ibu, yang mampu menjadikan aku kuat seperti sekarang ini.
“Kasih ibu, kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia …”
Aku selalu menyanyikan lagu itu dengan air mata di pipiku, karena dulu aku belum pernah merasakan kasih ibu yang sesungguhnya, tapi sekaramg aku ingin sekali pulang ke Indonesia, pulang kepangkuan ibu, mencium kaki ibu, karena sudah melahirkan aku .
Tapi belum sekarang, aku masih butuh waktu untuk melupakan semua kekejaman itu.
“Maafkan Aku Ibu ,,, “
&&&
Ku hadiahkan coretan ini, untuk seorang sahabat Fb ku yang telah menjadi inspirasi ku. Rose The Black.
Salam
Uni, saya jadi ikut sedih, ikut kangen ibuk saya.
Salam sembah sungkem buat Ibu ya Uni..
Sekarang yuk kita nyanyi yang agak rancak, biar nggak terlalu sedih.
“jreeeng…”
Salam buat sahabata fb Uni;
yah sekelumit kesedihan dari belahan negara tetangga .. hehehe
sungkem bwt ibu sudah di terima, dan berikan juga salam sungkemku untuk ibu masbro .. ibu adalah wanita yg luar biasa bwt kita semua..
ayo mulai ngamen .. jreenggggg .. 😀
melllow terus nih, Fi…
tetap semangat ya…
salam sukses..
sedj
ya mas,, kebetulan agy dapat job mellow .. hehehe
semangat 🙂
sedih juga ucapan adiknya….
“Kak, ibu kangen … pengen denger suara kakak … “
Hmmm… jangan berlarut² dalam kesedihan dong…. betul kata Masbro Jreng³ 😀
iya .. udh gk sedih agy th orangnya .. hehhe 🙂
Kisah hidup Mbak menarik sekali. Very touching.
kisah hidup sahabatku pak 😀
aduh..
mbak, saya jadi ikutan sedih nih..
dalam sekali isinya..
jadi kangen sama ibu..
iya .. jadi ingat sama ibu y .. 🙂
jangan gitu, membeci ibu sendiri tidak baik. selagi dia hidup jagalah dia baik-baik, bahagiakan dia
tak punya ibu itu ngak enak, saya aja kangen banget sama ibu 😦
hmmm emang manusia aneh, .. heheh 🙂
oh ibu, aku juga kangen ibu di kampung. 😦
ayo .. telepon buruan ..hehehe 😀
Aku membaca dengan menduga-duga apakah benar ini cerita asli dari perjalanan hidup fitr4y ❓ namun setahuku fitr4y gak pernah merantau keluar negeri jadi TKW 😆
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
hehehe qu gak senekat itu mas .. 😀
Rose the Black.. siapa dia Uni..???
dah qu usulkan jadi temen u th .. 😀
Saya jadi terhanyut lho baca ceritanya
ya qu juga .. hehehhe 🙂
real story nih ni?
ada yg real ada juga yg fiktif .. hehhehe
suasana hati jadi ikut berpengaruh nihhh 😦
Huhu sedih bacanya. Ya pokoknya kasih ibu sepanjang masa 🙂
setuju kasih ibu sepanjang masa,,
Ibuuu … Aku pulaaang … (happy, mode on)
Salam sukses 🙂
salam sukses juga pak .. 🙂
Emakkk……..!
I miss U full,, 😀
emaaakkk .. hehhehee 😀
Banyak TKI yang mengalami perbuatan buruk di luar sana, dan terjerumus dalam pebuatan nista… semoga tidak terjadi dengan teman mbak ya…
Buat temennya mbak: Tuhan bisa saja mencabut nyawa Ibumu saat ini, dan masih adakah waktu untukmu untuk mengatakan maaf…
yah semoga masih di beri kesempatan utk memperbaiki diri ..
ikut merebes,, pengorbanan seorang ibu tak ada bandingannya uni 🙂
bersyukur temannya masih diberi kesempatan untuk memahami perasaan ibu..
iya uni,, masih di beri kesempatan untuk menyadari kekeliruan yg besar…
makin rame aja ni blognya 🙂
japan is in a crisis right now