Salah satu akhlaq Syaikh Abdul Qaidir yang sangat termasyhur ialah kejujurannya. Beliau tetap memegang teguh nasihat ibunya agar sekali-kali jangan berkata bohong. Suatu hari, ketika belum baligh, dalam sebuah perjalanan menuju baghdad, beliau dibekali oleh ibundanya uang sebanyak 40 dinar, disimpan dengan menjahitkannya diikat pinggangnya.
Di tengah perjalanan, beliau dicegat oleh perampok dan ditanya apakah beliau membawa bekal berharga.
Dengan jujur beliau menjawab, “Ya, dijahitkan di ikat pinggang.”
Tapi, perampok itu tidak percaya dan meninggalkannya.
Di lain waktu, ketika dicegat lagi oleh perampok yang lain, jawabannya tetap sama. Maka perampok itupun merampasnya.
Namun, belakangan perampok itu heran, kok ada orang yang dengan jujur berkata punya uang, bahkan menunjukkan tempat penyimpanannya. Akhirnya siperampok bertaubat, dan menjadi murid generasi pertama murid Syaikh Abdul Qaidir.
Ibundanya memang mengajarkan bahwa beliau harus jujur, sebab tidak ada yang lepas atau bisa disembunyikan dari pengawasan Allah.
***
_______________________________________
Kisah diatas, menunjukkan bahwa pengajaran ibunda kepada anaknya untuk selalu jujur.
Pada zaman sekarang ini, masihkah ada nilai-nilai kejujuran itu? Dari kepemilikan uang yang sedikit hingga harta yang berlimpah.
Semoga kita bisa belajar dari kisah diatas, bahwa tak satupun yang bisa disembunyikan dari pengawasan Allah.
&&&
Jakarta, 19 juni 10
Malam minggu
terkadang saat kita ingin jujur
suka ada halangan’a…
yg bikin pusing,,
di antara plihan,
terkadang ju”r itu sakit rasa’a.